"Sebuah Representatif Positif Positif Untuk Produk Indonesia"

Pesta Sex dengan Gadis Malam

Berawal dari Winny pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan saat yang tepat adalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Winny juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuk testing uji coba siswa kelas 3.

Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Winny pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibuk menyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Winny telpon ke kantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Winny juga mengatakan kalau dia membawa teman-temannya seperti yang telah dijanjikannya.

Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obat-obatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.

Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis teman akrab Winny, mereka semua cantik-cantik. Tidak kalah cantik dengan Winny. Gadis pertama bernama Dina, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnya lurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus, senyumnya selalu menghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuh akan tetapi satu yang membuat aku heran, dari benjolan bajunya, kutahu kalau itu puting susunya Dina, sepertinya lumayan besar. Tetapi masa bodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Dina ini sepertinya tomboy, wow, kuat juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.

Lalu gadis kedua bernama Indah, wajahnya mirip Winny, hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya lumayan pendiam, tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Winny dan Dina, payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yang sedikit membukit, lumayan bisa buat diremas-remas, sebab tanganku sudah lama tidak meremas payudara montok.

Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi. Ternyata Devi ini masih keturunan India, cantik sekali, rambutnya pendek, hidungnya sangat mancung, dan sepertinya sedikit cerewet. Tubuhnya sama dengan Winny, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belum tumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.

Aku pulang tidak lupa dengan membawa oleh-oleh yang sengaja kubeli, aku manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Winny. Teman-temannya ingin melihat olahraga senggama yang sering Winny lakukan. Winny memang sedikit ceroboh, membocorkan hal-hal seperti ini, tetapi Winny menjamin, karena ketiga gadis itu adalah sahabat sejatinya.
Singkat waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis teman Winny itu sudah berencana untuk menginap di rumah Winny, sebab besoknya adalah minggu, aWinnys libur, seninnya juga masih libur dan lagi mereka pun sudah ijin kepada orang tuanya masing-masing untuk menginap di tempatnya Winny, alasannya menemani Winny yang ditinggal mamanya ke luar kota.

Pertama sekali, aku diperkenalkan Winny kepada ketiga temannya, dan tidak ada basa-basi seperti apa yang kulakukan kepada Winny dulu. Aku meminta Winny memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannya itu. Gadis-gadis kecil itu rupanya sudah menantikan. Menonton pun dengan konsentrasi tinggi layaknya sedang ujian. Aku takjub melihat mereka, dan justru cekikikan sendiri melihat adegan demi adegan, sepertinya ketiga teman Winny itu sudah pernah melihat yang sesungguhnya atau pemandangan yang nyata.

Setelah film usai, aku lalu beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali adalah ke Dina yang aku nilai paling berani.
“Dina, Oom penasaran, kayaknya Dina sering lihat olahraga begituan?” tanyaku penuh selidik.

“Iya benar kok Oom… Dina sering lihat olahraga begitu, terlebih kakak Dina sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di rumah” jawab Dina jujur menjelaskan dan membenarkan.

“Hah? Masak sih di rumah..” tanyaku lagi dengan heran.
“Iya, bener kok Oom, sebab papa dan mama Dina kan ngga tinggal di sini” Dina menjawab keherananku.

“Oohhh…” aku hanya bisa manggut-manggut.
“Emang sih, Dina lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, sebab merasa penasaran sebenarnya apa sih yang kakak Dina lakukan bersama pacarnya? Ternyata seperti di film Tarzan itu Oom…” Dina menjawab dengan menerangkan tanpa merasa aneh atau bahkan malu.

Lalu aku selanjutnya bertanya kepada Indah. Indah sedikit tergagap sewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui hal begituan secara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di loteng rumahnya. Indah bercerita, tanpa sengaja dia melihat di halaman belakang tetangganya, ada yang sedang bermain seperti yang dilakukan di dalam film Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisa dimasukkan ke lubang wanita.

Terakhir aku bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkan kalau dia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa dan mamanya lakukan ketika malam hari. Sama seperti dengan pengalaman Winny pertama kali melihat hal itu.
Setelah aku mendengar cerita mereka, aku menawarkan, apakah mereka ingin melihat langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Lalu aku bertanya sekali lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekali lagi dengan kompaknya, mereka bertiga menjawab ya.

“Kalo begitu… Oom mulai sekarang ya…?” jantungku berdegup kencang karena girang yang tiada tara, aku tidak mengira akan semulus ini.

Aku akhirnya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai dengan rencana, aku akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan dengan Winny, dan sebetulnya Winny yang mempunyai ide merencanakan itu semua.

Dina, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Winny sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya. Puting susu Winny sudah membenjol cukup besar karena sering kali kuhisap, dan oleh Winny sendiri sering ditarik-tarik saat menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Winny sudah sedikit berubah. Dulunya hanya seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Winny sudah mencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).

Aku main tembak langsung saja kepada Winny, sebab aku tahu Winny sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Winny, tanganku memainkan puting susu dan Winnyng nikmatnya, Winny sudah cepat sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.

Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Dina, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Winny, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.

Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.

Setelah puas kuberkutat di puting susu Winny dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke Winnyng senggama Winny, kalau dahulu Winny tidak bisa menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan. Kuhisap dan kuciumi Winnyngnya, Winny masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak lama aku merasakan Winny sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama menghisap lubang senggamanya, Winny pasti tidak akan kuat lagi menahan cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Winny. Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Winny, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Winny.

Dina, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Winny. Mereka bertiga mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.

Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah merasakan Winny akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, Winny memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya. Banyak sekali Winny mengeluarkan cairan mani, Winny terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.

Winny kusuruh istirahat, Winny langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Dina, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga sepertinya ragu, lalu akhirnya Dina yang mengajukan diri untuk mencoba.

“Bagus Dina, kamu berani deh.” pujiku kepada Dina.
Tanpa berlama-lama, kusuruh Dina untuk membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, langsung saja Dina melakukan apa yang kusuruh, aku memandangi Dina yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai akhirnya telanjang bulat. Tubuh Dina putih bersih, apa yang tadi membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Dina kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi. Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.

Aku langsung menciumi bibir Dina yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Dina. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Dina merasa sangat terangsang.

“Ouwww… Oommm… enak sekali Oom..” Dina mengomentari apa yang dirasakannya.
Aku merasakan puting susu Dina mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Dina, aku merasa senang, rupanya Dina telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Dina berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Dina sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Dina, ternyata vagina Dina sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Dina, kiri dan kanan bergantian.

“Oomm… Dina kok seperti mau pipis nih… Ada sesuatu yang mau keluar dari memek Dina nih…” Dina mengungkapkan apa yang akan terjadi.
“Tahan dikit dong…” jawabku.

Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Dina, lalu mulutku beralih ke Winnyng senggama Dina. Secara otomatis, Dina sudah mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari Winnyngnya Dina. Sungguh legit. Vagina Dina merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Dina rupanya mengelinjang Winnyr karena merasa nikmat.
“Oomm… Dina udah ngga kuat lagi nihhh… aahhh…” jerit Dina seiring dengan tubunnya yang menegang.

Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Dina, aku merasakan ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani Dina karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah klitoris Dina yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan sudah akan mencapai puncak orgasmeku.

“Dina.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Dina nih..” aku meminta ijin kepada Dina.

“Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat…” Dina rupanya sudah tidak sabar lagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.

Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Dina, Dina tanpa diminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubang kemaluannya. Surprise, insting Dina hebat juga nih pikirku, tanpa kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itu menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku. Lumayan sempit juga, untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Dina membimbing masuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.

“Blusss…” kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.

Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Dina sungguh dahsyat. Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lama keluar. Dina memang kuat sekali, aku merasakan Dina berkali-kali menyemprotkan cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapi Dina masih mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyangan pantatnya. Oh edan, akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi, kulihat Dina pun sudah akan mencapai orgasme puncaknya.

“Dina.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang..” pintaku sambil sekuat tenaga menahan.

“Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa…” Dina berkata dengan bergetar.
Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Dina yang kutindih, kupeluk erat sekali.
“Crottt… crrruttt… aaahhh.. seerrr…” kukeluarkan cairan mani puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Dina yang sempit itu.

Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Dina, lubang kelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnya cairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yang bercampur dengan cairan mani Dina. Kucabut batang kemaluanku yang masih cukup tegang dari lubang kemaluan Dina, batang kejantananku sangat mengkilap, seperti habis di pernis.

Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjang bulat, rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yang cukup lama dengan Dina. Memang kuakui Dina sangat kuat, cewek tomboy ternyata benar-benar hebat permainan senggamanya. Apa yang dikatakan orang memang bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari ini lewat gadis kecil bernama Dina. Kupikir jika gadis tomboy yang sudah matang pasti akan lebih kuat lagi.

Kulihat juga Winny sudah selesai membersihkan badan dan sekarang dengan penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Dina yang masih terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalu setelah itu kusuruh juga untuk membantu Winny di dapur.

Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, dari pandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasa kasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalau kubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat mereka kehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi di apotik.

Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badanku merasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah dan Devi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang dan mengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.

Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarang sudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranya sedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklat kehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya pun kulihat sudah basah menunggu penantian. Lalu Devi, yang juga tadi masih kulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devi memang lain sendiri dibandingkan Dina, Winny dan Indah, mungkin karena masih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri. Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Dina, Indah maupun Winny. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhan payudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belum menampakkan benjolan yang berarti, masih rata dengan dada. Tetapi karena terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanya pun masih biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali. Mungkin satu tahun ke depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untuk menerobos keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti, pastilah dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalah Devi nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.

Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus. Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enak dan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usap dengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikan tanganku bisa meremasnya. Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indah untuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai juga memijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguh enak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.

Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan dengan menghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjang keenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampai akhirnya aku beralih ke Winnyngnya Devi yang sangat imut, kemaluan ini sama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi di sungai. Tetapi, ah masa bodo. Devi kegelian ketika kumulai menciumi, menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi, maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jika kuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempat gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba, kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batang kemaluan sebesar apapun.

Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya, berkali-kali Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puas memainkan vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruh berhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Lalu kupagut bibir Indah sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya. Indah mendesah, tidak berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumi dan hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itu kuremas-remas dengan gemas. Puting susunya yang kecil itu kuhisap dan kusedot. Aku menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah pun tidak luput dari hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikan batang kemaluanku memasuki lubang nikmat kecilnya.

Segera saja kuselesaikan hisapanku di lubang kemaluan Indah. Kurasa dengan lubang kemaluan Indah, aku tidak akan merasa kesulitan, lubang kemaluan Indah kunilai sama dengan punya Dina dan Winny waktu pertama kali dimasuki batang kejantananku. Yang kupikir, kesulitannya adalah lubang vagina Devi, selanjutnya kusuruh Indah untuk bersiap-siap juga.

Kuludahi batang kemaluanku agar licin, lalu kuarahkan perlahan kepala kemaluanku itu ke lubang surganya Devi. Kutekan sedikit, meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak mau masuk. Untunglah Dina dan Winny datang, mereka berdua tanggap dengan kesulitan yang kuhadapi. Winny dengan sigap menepiskan kedua sisi vagina Devi dengan kedua sisi telapak tangannya. Lubang senggama Devi bisa terkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga, Dina yang melihat hal itu tanpa ragu-ragu juga ikut turun membantuku. Dina mengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubang senggama Devi, sehingga secara elastis lubang kemaluan Devi bisa lebih terkuak sedikit. Aku berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku ke lubang senggama Devi itu.

Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubang surganya Devi, kutahu Devi merasa kesakitan. Devi hanya meringis dan dari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang dari tadi menunggu giliran lubang senggamanya ditembus batang kejantananku, karena mengetahui bahwa aku mengalami kesulitan, akhirnya ikutan pula membantuku memuaskan Devi. Tanpa malu-malu, Indah menyodorkan puting susunya ke mulut Devi, layaknya ibu kepada bayinya yang minta susu. Devi mengulum puting susu Indah dengan kuat. Indah merasakan kalau puting susunya digigit oleh Devi, Indah diam saja, hanya sedikit menyeringai, menahan sakit tentunya.

Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang kejantananku masuk ke dalam lubang senggama Devi. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dan dihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Kutekan sekuat tenaga, dan “Blusss…”
Masuknya seluruh batang kejantananku ke dalam lubang kemaluan Devi diiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Devi sendiri karena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadang membelalak. Satunya lagi adalah jeritan Indah, sebab tanpa Devi sadari, Devi telah menggigit keras puting susu Indah yang masih dikulumnya itu.

Dina dan Winny hanya tersenyum-senyum saja, kubiarkan batang kejantananku membenam di dalam lubang senggama Devi. Kurasakan empotan-empotan vagina Devi. Setelah sekian lama aku menikmati, kumundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Devi ikut tertarik. Bibir kemaluan Devi mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir kemaluan Devi akan mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir kemaluan Devi pun ikut mencuat ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis, aku tidak menyesal merasakan enaknya yang luar biasa.

Kupercepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan lubang senggama Devi membasah dan membanjir. Lorong lubang vagina Devi pun semakin licin, tetapi tetap saja sempit, sampai akhirnya Devi terkuras tenaganya dan tidak bisa mengimbangiku mencapai puncak kenikmatan. Tubuh Devi berkali-kali menegang.
“Oommm… Devi pipis lagi… ahhh…” desahnya.

Cairan mani putih dan hangat milik Devi merembes deras keluar dari celah-celah lubang kemaluannya yang masih disumpal oleh batang kejantananku.
Devi sudah lelah sekali, aku pun sudah mulai bergetar pertanda puncakku pun sudah dekat, maka kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Devi.
Begitu kucabut, terdengar bunyi, “Ploppp…” seperti bunyi batang pompa dikeluarkan dari pipanya.

Devi kusuruh istirahat, ternyata Devi suka menyusu juga, karena puting susu Indah ternyata masih dikulumnya. Devi manja tidak mau melepaskan, sampai akhirnya, Dina yang sedang duduk-duduk berkata.

“Eh Vi… udah dong neteknya, kasihan tuh Indah, kan sekarang gilirannya dia.” Dina mengingatkan, “Besok-besok kan masih bisa lagi…” tambah Dina.
“Iya-iya… aku tahu kok…” Devi akhirnya menyadari, lalu melepaskan puting susu Indah dari mulutnya.

“Vi… nih kalo mau… puting susuku juga boleh kamu isepin sepuasnya…” ujar Dina sambil memijat-mijat sendiri puting susunya yang membenjol paling besar sendiri.
Devi mau saja memenuhi ajakan Dina, maka kulihat Devi begitu rakusnya mengulum dan menyedot puting susu Dina. Kadang Devi nakal, menggigit puting susunya Dina, sehingga Dina menjerit kecil dan marah-marah.

Setelah lepas dari Devi, Indah kemudian menempatkan diri dan bersiap-siap. Indah mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, sehingga terkuaklah lubang senggamanya yang sudah cukup basah karena cairan mani yang meleleh dari dinding di lubang vaginanya. Betul juga, aku berusaha tanpa melalui kesulitan, berhasil memasuki lubang senggama Indah, seperti halnya aku pertama kali menerobos lubang kemaluan Winny dan Dina. Kumasukkan batang kejantananku seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan Indah. Indah menahan perih, karena keperawanannya baru saja kutembus. Tetapi karena sudah sangat bernafsunya, maka rasa perih itu tidak dirasakannya lagi, yang ada hanyalah rasa enak, geli dan nikmat. Indah meram melek merasakan adanya batang kejantananku di dalam lubang senggamanya.

“Oom Agus, gerakin dong…” Indah memintaku untuk segera memulai.
“Baik Indah, Oom minta Indah imbangi Oom ya…!” Indah tidak menjawab tetapi hanya manggut-manggut.

Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dan keluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudian kupercepat. Indah sudah banyak belajar dari melihat langsung permainanku tadi dengan Winny, Dina, maupun dengan Devi. Indah memutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Aku merasa kalau Indah yang pendiam ternyata mempunyai nafsu yang besar. Kurasa Indah akan lebih kuat mengimbangiku.

Betul juga dugaanku Indah memang kuat juga, setelah hampir seperempat jam kuberpacu, Indah masih belun juga mengeluarkan cairan maninya, sedangkan aku sendiri memang masih bisa menahan puncak orgasmeku, disebabkan aku telah minum obat dopping 6 pil sekaligus.

“Ayoooo Oomm… Indah merasa enakkk… terusiiinnn…” Indah kembali meracau.
Kuteruskan memacu, aku heran, kenapa Indah bisa selama ini, padahal Indah baru pertama kali merasakan nikmatnya senggama.

“Indah… kamu kok kuat sekali sih…?” tanyaku sambil terus memacu.
“Ini berkat obat Oom lhoooo…” jawab Indah bersemangat sambil memutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narik puting susunya yang masih menegang.
Aku kaget juga mendengar pengakuan Indah, sampai aku berhenti melakukan gerakan. Ternyata Indah meminum obatku juga, jelas saja.

“Kok berhenti Oom… gantian Indah yang di atas ya?” kata Indah lagi.
Aku diam saja, kami berganti posisi. Kalau tadi Indah dalam posisi aku tindih, sekarang Indah yang berada di atas dan menindihku. Indah menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadang berposisi seperti menunggang kuda, Winnyr dan binal.
Permainan dalam posisi Indah di atas dan aku di bawah, ternyata menarik perhatian Winny.

Dari tadi Winny memang hanya melihat pergulatanku dengan Indah.
“Oom Agus… masa sih kalah sama Indah…” sindir Winny kepadaku.
“Ngga dong… tenang saja Winny…” jawabku membela diri.

Kulihat juga Devi rupanya menyudahi kegiatan menyusunya dari puting susu Dina. Mereka bertiga rupanya tertarik menontonku. Kadang berkomentar yang membuatku tersenyum.

“Yaccchhh… Oom Agus ngga adil… Oom Agus curang, sama Indah bisa selama ini, sama Dina kok cepet sekali.” Dina memprotes.

“Lho, kan Dina tadi sudah kecapean, maka Oom suruh istirahat, dan cuma Indah sendiri yang belon capek nih…” lanjutku.

Indah sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangat yang merembes di batang kejantananku. Aku sendiri mulai merasa adanya desakan-desakan dari pangkal kemaluanku.

“Oomm… Indah udah ngga kuat nahannya nih… sshh heehh…” kata Indah sepertinya menahan.

Mendengar ini, langsung saja kuganti posisi lagi. Aku kembali di atas dan Indah di bawah, kupercepat gerakanku sampai maksimal.

“Oommmm… Indahhh… aaakkkhhhh… hekkksss aahhh…” Indah menjerit histeris.
Tubuhnya menegang dan memelukku dengan erat, rupanya Indah telah mencapai puncak nikmatnya, dari dalam lubang senggamanya menyemprot berkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala kejantananku yang masih berada di dalam lubang vaginanya.

Lubang kemaluan Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, becek sekali vagina Indah. Batang kejantananku sampai terasa licin, sehingga menimbulkan bunyi berdecak. Indah sudah tidak bisa mengimbangiku, padahal aku dalam keadaan hampir sampai, katakanlah menggantung. Kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Indah, lalu kutarik Devi yang sedang duduk bengong, kusuruh Devi tidur telentang dengan kaki di kangkangkan. Devi tahu maksudku. Segera saja Devi melakukan apa yang kusuruh. Dina dan Winny langsung riuh berkomentar.

“Yacchhh Oom Agus, kok Devi sih yang dipilih…” rungut Dina.
Sedangkan Winny hanya tersenyum kecut sambil berkata, “Ayoooo Oomm… cepetan dong… habis ini kita makan… Winny udah buat capek-capek tadi.” sambil menyuruhku menyelesaikan finalnya.

Aku seperti terhenyak. Segera saja kumasukkan batang kejantananku ke lubang senggamanya Devi yang masih merah. Beruntung sekali, lubang senggama itu masih basah oleh cairan mani, sehingga hanya dengan kupaksakan sekali saja langsung masuk. Lubang kemaluan Devi yang begitu sempit memijat hebat dan menghisap batang kejantananku. Aku ingin menyelesaikan puncak orgasmeku secepatnya. Makin kupacu gerakanku. Devi yang tadinya sudah dingin dan kurang bernafsu langsung terangsang lagi. Tidak sampai lima menit, aku memeluk erat tubuh kecil Devi dan kumuncratkan cairan maniku di dalam lubang senggama Devi.

“Aaahhh… hiaaahhh… Cruuutttt… Crottt…”
Cairan maniku banyak sekali. Aku langsung lemas seketika. Batang keperkasaanku pun sudah mulai loyo, sungguh pergulatan yang hebat. Aku dikeroyok oleh empat gadis kecil dengan hisapan mulut senggamanya yang luar biasa. Kucabut batang kejantananku dari lubang nikmatnya Devi. Kemudian kuajak Devi dan Indah mandi sekaWinnyn denganku. Habis mandi kami makan bersama, lumayan enak makanan buatan Dina dan Winny.
Setelah makan, aku mengevaluasi dan bercakap-cakap dengan gadis-gadis kecil itu. Ternyata Dina, Winny, Indah dan Devi masih bersemangat dan mereka mengajakku melakukannya lagi. Aku terpaksa menolak, kelihatan sekali mereka kecewa. Untuk mengobati rasa kecewa mereka, kuberikan kepada mereka kaset BF tentang lesbian untuk ditonton. Isi ceritanya tentang hubungan badan wanita dengan wanita yang saling memberi rangsangan. Aku hanya mengawasi saja, sampai akhirnya mereka mempraktekkan apa yang baru saja mereka tonton.

Aku dikelilingi oleh gadis-gadis kecil yang haus sex. Besok harinya, kebetulan adalah hari minggu, aku memuaskan gadis-gadis kecil itu dalam berolahraga senggama, sampai aku merasa sangat kelelahan, sehari minggu itu aku bercinta dengan gadis-gadis kecil. Betul-betul enak.

Kejadian ini berlangsung lama. Aku lah yang membatasi diri terhadap mereka, sampai akhirnya mereka mengalami yang namanya masa datang bulan, dan mereka juga mengerti kalau apa yang kusebut olahraga ternyata adalah hubungan sex yang bisa untuk membuat adik bayi, tetapi mereka tidak menyesal. Jadi jika akan melakukan senggama, kutanyakan dulu jadwal mereka. Aku tidak ingin mereka hamil. Dina, Winny, Indah maupun Devi akhirnya mengetahui kapan masing-masing akan mendapatkan jatahnya.

Setelah mereka berempat duduk di bangku SMU kelas 2, bisa dikatakan telah beranjak dewasa dan matang, begitu juga umurku sudah menjadi 36 tahun. Aku sudah menjalin hubungan serius dengan wanita rekan sekerjaku, lalu aku menikahinya dan aku membeli rumah sendiri, tidak lagi kost di tempat Winny. Dina, Winny, Indah dan Devi pun sudah mempunyai pacar, tetapi mereka tidak mau melakukan hubungan senggama dengan pacarnya. Mereka hanya mau berbuat begitu denganku saja.

Karena aku sudah beristri, mereka pun memahami posisiku. Hubunganku dengan mereka tetap terjalin baik. Istriku juga menganggap mereka gadis-gadis yang baik pula, aku pun berterus terang kepada istriku mengenai apa yang sudah kualami bersama gadis-gadis itu. Istriku memakluminya, aku sangat mencintai istriku. Akan tetapi istriku kurang bisa memenuhi kebutuhan seksku yang memang sangat tinggi. Karena istriku mengetahui kekurangannya, lalu istriku yang bijaksana mengijinkan Dina, Winny, Indah, dan Devi untuk tetap bermain seks denganku.

Pernah dalam semalam, aku melayani lima wanita sekaligus, Dina, Winny, Indah, Devi dan istriku sendiri. Dari keempat gadis kecil itu, yang paling sering menemaniku dan istriku bersenggama hanyalah Dina dan Winny. Untuk Dina, disebabkan selain orang tua dan kakak Dina tidak tinggal di kota ini, Dina takut tinggal sendiri di rumah besarnya. Hampir tiap hari Dina menginap di tempatku. Untunglah para tetanggaku mengira kalau Dina adalah keponakan istriku. Sedangkan Winny, masih tetap seperti dahulu, papanya bekerja di ibukota dan mamanya masih bekerja di otomotif, kadang justru tidak pulang, jadi jika begitu, Winny ikut pula menginap di rumahku. Tante Linda masih percaya penuh kepadaku. Walaupun sepertinya mengetahui hubunganku dengan anak gadisnya, aku santai saja.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Pesta Sex dengan Gadis Malam"

Di Sewakan

Di Sewakan

RMI's Partner

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top