"Sebuah Representatif Positif Positif Untuk Produk Indonesia"

Adikku, Istriku

Perkenalkan namaku Steve. Aku adalah seorang pria dengan tinggi kira-kira 188 Cm dan berat 80 Kg. Aku memiliki tubuh yang padat berisi (Sedikit berbentuk) dan wajah yang lumayan tampan sehingga membuat banyak dari para gadis tertarik padaku. Cerita ini berawal saat ketika Ayahku memutuskan untuk menikah lagi setelah 5 tahun menduda karena ibu kandungku meninggal dalam kecelakaan mobil. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota Jakarta ini. Sebenarnya cukup mudah bagi ayahku mencari pengganti ibuku. Tetapi karena cintanya yang besar pada ibu, maka baru 5 tahun kemudian ayah mau memutuskan untuk menikah lagi.

Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda yang sudah memiliki anak satu. Wanita itu bernama Juliana dan anaknya Icha. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku aku sangat menyukainya sebab telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam sosok seorang Juliana. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik tiriku yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya hidupku nanti.



Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan adik tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas 3 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Icha yang pada waktu masih duduk di kelas 5 SD. Namun kebahagian yang ku dapat hanyalah sementara, semua berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian, semua disebabkan oleh ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar tidak rela harus kehilangan seorang ibu untuk kedua kalinya. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.

Walau kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Jakarta sedangkan ibu tiriku tinggal di Surabaya. Setiap akhir bulan atau hari libur aku selalu pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau menerimaku di rumahnya.

Jujur saja hingga saat ini aku masih tidak bisa memaafkan ayahku yang berselingkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang nakal di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras dan Sex. Sex memang bukan hal baru bagiku. Sex pertamaku adalah dengan guru bahasa Inggris SMA-ku sebagai “Uang Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan tersebut dengan guruku. Disamping guru bahasa Inggris ku yang cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru bahasa Inggris-ku.

Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian yang tak terlupakan dalam hidupku. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah apartemen yang diberikan ayah kepadaku. Dalam satu semester aku memiliki memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di apartemen untuk melayani nafsu sex-ku.

Hingga pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas ranjang. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka mereka bilang cinta padaku padahal aku memahami benar mereka hanya inginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas. Keadaan ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Bos Besar anak tehnik.

Setelah lulus kuliah aku diterima bekerja di suatu perusahaan swasta terkenal di Jakarta. Walau aku kembali ke Jakarta aku tidak mau tinggal bersama ayah. Aku memutuskan untuk tetap tinggal di apartemen ku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.

Sejak aku mulai bekerja aku tidak lagi mengkonsumsi miras berlebih seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidak mendapatkan cinta didalamnya.

Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemen-ku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selama ini aku jarang dan bahkan tidak pernah lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.

Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Icha bisa tinggal di rumahku, karena Icha diterima di jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Jakarta. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga apartemen-ku (Orang barat bilang sih penthouse) yang memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.

Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Icha, Karena ibu bilang bahwa Julia akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Icha yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman bermain waktu kecil.Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus, dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria yang melihatnya.

“Hai ko Steve. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.“Icha.. Kamu Icha?” Tanya ku heran.Dia hanya menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah jadi bidadari” pujiku kepadanya“Ah… ko Stev bisa aja”Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana apartemenku yang memang mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.“Wah….. Apartemennya bagus banget”“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah. Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak. Kemudian Icha berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup lama Icha di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya,

“Hehehe……. Ternyata ko Steve nakal juga ya” kata Icha tiba-tib"
“Apa maksudmu?” tanyaku.
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”. candanya
“Aku benar-benar nggak ngerti” tanyaku lagi.
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik punggungnya.

Bagai tersambar petir pda siang hari aku melihat benda yang dibawa Icha. Sebuah celana dalam dan BH hitam berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.

“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.

“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Icha maklum kok. Ko stev-kan udah dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Icha.

Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melampiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru mengenal Icha yang baru yang berbeda dengan Icha yang dulu aku kenal saat masih kecil. Icha yang sekarang tidak jauh berbeda dari aku. Dia juga adalah seorang yang sangat paham tentang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota Surabaya. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan dia jadi ketagihan sex.

“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya

Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Icha tidak boleh mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Icha kuliah dia sudah bisa meracuni kakak kelasnya ke atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.

Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui kalau aku mulai telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan cemburu dihatiku.

Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Jakarta, Icha pulang dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Icha yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Icha langsung masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini, Aku langsung mengetuk pintu kamar Icha. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memutuskan untuk memaksakan diri masuk kedalam kamar.

Aku melihat Icha yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Icha dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.

Icha menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja di khianati sama cowok-nya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya. Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat malah dia semakin marah kepadaku.

“Ko Stev sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain” Jawabku nggak mau kalah.

Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.

“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Icha
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi Ko Stev yang traktir ya”
“Oke”

Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan Harmoni yang memang banyak terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah wine yang telah kami beli sebelumnya di restoran tempat kami makan.

Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Icha. Kami minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya. Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali. Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Icha mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.

“Icha kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Icha bangkit. Icha hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.

Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Icha di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Icha didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya berserta BH-nya. Payudara Icha aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang berukuran 36 B semakin membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya dan melepas pakaianku sendiri.

Sesaat aku tertegun melihat tubuh Icha yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh Icha dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Icha yang putih-mulus dan seksi yang dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak menonjol dibagian bawah perutnya.

“Tubuhmu benar-benar indah Icha” pujiku.

Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak hanya meremas tetapi juga memilin –milin puting Icha. Aku mulai mencium payudara Icha, mengulum, menjilat puting Icha. Icha mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Icha tidak tinggal diam. Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.

“Aaahhh…. Enak banget Icha, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.

Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya. Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Icha yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Icha semakin melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.

“Ah… Ooooohhhh…. Enak Ko, Uuuhhh…..jilat terus Ko” Icha mendesah semakin kuat, goyangan badannya semakin terasa.

“Ooooohhh…. Ko…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Icha sementara Icha langsung menindih tubuhku dengan posisi 69. Icha mulai mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang. “Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Icha sudah mengulum penisku ke dalam mulutnya. Icha mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan dinding-dinding mulutnya.

Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Icha dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba mengocok vaginanya. “Uuuhhh… Ko … enak ko…. Terus jilati klitorisku Ko” erang Icha begitu melepas penisku dari mulutnya. Kurang lebih 10 menit kemudian.

“Uuuhhh…. Ko…. Sedikit lagi Ko…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku.

Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Icha pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku merasakan tubuh Icha menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku langsung meminum cairan orgasme Icha. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut.

Entah kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Icha. Icha masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur.

“Oooohhhh sayang… aku…. Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku. Ditunggunya penisku sampai mengecil.

“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belum pernah ngalami orgasme seperti ini” Icha hanya tersenyum kecil ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Icha. Aku memeluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Ko Stev kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku”. Kataku menjelaskan secara jujur kepada Icha.

Icha terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Ko Stev cinta sama aku ?”“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa Ko stev ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga cinta sama Ko stev sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat Ko Stev yang begitu sayang sama aku. Aku jadi begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar Ko Stev. Karena aku takut kalau aku ungkapkan ko Stev menolak aku karena aku adik Ko Stev, terus sikap Ko Stev berubah padaku.
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Icha sudah mencintaiku sejak kami masih kecil.

“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya ko” Canda Icha
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu” balasku.

Kembali aku menindih tubuh indah Icha. Aku cium kembali kedua buah payudara Icha sambil sesekali menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku ke bawah Icha sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Icha dengan liarnya. Icha pun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Icha, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Icha, Icha mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Icha semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Icha, dan Icha makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Icha memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap vagina Icha dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. ko….. masukin penismu dong” pinta Icha yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama denganku.

Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Icha.
“Ko Stev, pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya Ko Stev”
“Tentu sayang, aku akan pelan-pelan kok”. Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Icha dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan penisku ke dalam vagina Icha. Entah penisku yang besar atau vagina Icha yang kecil, terasa sekali gesekan dinding kemaluan Icha ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Icha.Tubuh Icha agak bergetar saat penisku menerobos masuk. Kembali Icha melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Icha. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketika penisku menghantam dinding rahim Icha. Saat penisku berada di dalam vagina Icha, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.

Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. penisku pun mulai memompa dengan nikmatnya di dalam vagina Icha. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa – gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Icha dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Icha yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa penisku, Icha mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan pinggulnya…

“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus ko. Enak banget penismu ko. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Icha….. sempit dan enak”. Sekitar sepuluh menit kemudian,
”Oouuhhhh….. ko…. Icha mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….” Erang panjang Icha menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Icha menyemburkan cairan hangat ke penisku, Icha nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya

“ko Stev hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi Ko Stev baru sekali”.
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”.

Aku kembali memeluk tubuh telanjang Icha yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.

“Mas, jangan tinggalin Icha ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Icha tanpa ko Stev”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. aku cinta banget sama Icha. Apalagi vaginamu begitu nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis ko Stev juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetubuh sama Ko Stev”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai percumbuan aku selalu memulainya dengan ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena jika diberi banyak ciuman.

Ciumanku menuju kearah telinga kanan Icha. Disana aku kulum daun telinga Icha sambil sesekali aku masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Icha bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesah-desah. Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.

Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.

“Aaahhh… Aaahhh… ko…. Nikmat….. Terus ko. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat ko…. Ahhhhh…..”

Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuat-kuatnya. Ini menyebabkan tubuh Icha menggeliat tidak beraturan,

“Ooooouuuhhh….. ko…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Icha membahana di dalam kamar. Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Icha. Tubuh Icha melemas dan tampak nafasnya seperti mau putus. Aku membiarkan Icha menikmati orgasmenya kembali.

Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Icha untuk menungging. Icha tau kalau aku ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). Dia menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.

Aku menciumi telinga kiri Icha yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian merambat ke bagian leher belakang Icha. “Aaahhh…. ko. Kamu romantis banget. Aku belum pernah diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama semakin turun hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.

Setelah puas menikmati pantat montok Icha. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Icha untuk memulai pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha Icha, lalu tanganku mulai melebarkan paha Icha, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti kepala penisku mulai memasuki vagina Icha. Icha mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke depan, kini peniskupun mulai masuk, Icha mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke dalam vagina Icha, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Icha yang bergoyang menggemaskan, kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Icha memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat…ah akupun mulai mempercepat goyanganku….Icha juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Icha. Aku segera memeluk Icha dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Icha ke pangkuanku.

Kini Icha mulai bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara Icha. Plook…plookk….plook….semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam vagina Icha yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus ko… Setubuhi aku… Aku milik ko Stev…. Uuuuhhh….” Rintihan Icha semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan ganas, sambil berciuman denga Icha dari belakang. mulut Icha mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku….Tangan Icha pun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Icha yang satu lagi mulai memainkan klitorisnya.

Kurang lebih 10 menit kemudian, Icha orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku merebahkan tubuhku disebelah kiri Icha.

“ko Stev kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Icha.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin ko Stev” jawab Icha sambil merebahkan dirinya diatasku. Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Icha.

Icha mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu Icha mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti penisku mulai masuk ke dalam mulut Icha. Nikmat rasanya saat Icha mengulum, menghisap penisku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke dalam mulut Icha yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku.

Tangan Icha juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Icha mengulum dan menjilati bijiku. Service Icha yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku, sesekali Icha menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil Icha. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Icha untuk membantunya mengatur ritme kulumannya.

“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Icha sambil tangannya memegang penisku, ke dalam surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke arah penisku yang sudah berdiri tegang itu…Jleb…ah nikmatnya. Icha pun segera menggoyangkan pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Icha, Icha mengelinjang kegelian. Gerakan Icha semakin cepat, memompa penisku dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Icha menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang menggarap vagina Icha terdengar jelas…Plookk…Plookk…semakin menambah nafsu kami.

“Aahh… Aahh… ko… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Ko Stev…… Jantan….. Ko Stev …. Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama ko…… Aaahhh……” Erang Icha merasakan kenikmatan yang tiada duanya“Oooohhh….. Ko….. Icha….. Cinta….. Ko Stev….. Ooohhh…. Terus ko”
Tidak berapa lama tubuh Icha mengejang, nampaknya Icha mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Icha kulihat merem melek keenakkan.

“Icha…. ko…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. akhirnya…… keluarin aja ko….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Icha……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot…Croottt…Croooottt…… cairan sperma menyembur dengan kuat ke vagina Icha, kuremas payudara dengan kuat…Aahhh sungguh nikmat yang tiada duanya. Aku dan Icha terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra….

“ko Stev. Aku benar-benar ketagihan nih. Ko Stev harus tanggung jawab”
“Iya sayang ko Stev akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha menyabarkan Icha yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow kuat juga Icha. Biasanya cewek-ku suka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.

Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku membuka mata tampak Icha sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali memuncak. Dan malam itu kami melakukan kembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah berapa kali Icha orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada pagi harinya.

Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh. Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu. Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau. Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika ada kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.

Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan hubungan sex. Entah aku atau Icha yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Icha sedang berada di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Icha yang seperti itu mwmbuat gairahku memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah. “Aaahhh…. Sabar ko. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Icha mengingatkan.

Tapi aku yang telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Icha kebalakang sehingga pantat Icha menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan penisku ke vagina Icha dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya. Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik aku maupun Icha sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Icha untuk memekai Spiral dan tetap meminum pil anti hamil.

Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis. Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak beradik.


Aku masih tinggal di apartemen walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Icha.
Setelahg Icha lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui. Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah adik tiriku.

Bagikan :
+
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Adikku, Istriku"

Di Sewakan

Di Sewakan

RMI's Partner

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top